Photobucket

Sabtu, 13 Desember 2008

Gangguan Sistem Reproduksi

A. Tumor Ovarium
Klasifikasi tumor ovarii, sampai sekarang belum ada yang benar-benar memuaskan, baik pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis.
Novak mengusulkan suatu klasifikasi yang walaupun diakuinya tidak sempurna betul, tapi dapat dipertanggung-jawabkan. Disamping itu klasifikasi ini sifatnya sederhana.
Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tumor ovarii yang benigna
a. Kistik
1) Non neoplastik
a) Folikel
b) Lutein
c) Stein-Leventhal
d) Endometrial
e) Peradangan tubo ovarial
f) Inclusion germinal
2) Neoplastik
a) Cystadenoma mucinosum
b) Cystadenoma serosum
c) Dermoid
b. Solid
1) Fibroma
2) Lymphangioma
3) Mesothelioma
4) Osteochondroma
5) Brenner



2. Tumor ovarii yang maligna
a. Kistik
1) Adeno cansinoma corpus enterna
2) Epidermoid carcinoma dari kista dermoid
b. Solid
1) Carcinoma servic
2) Endometroid carcinoma (sering adeno-acanthoma)
3) Mesonephroma
3. Tumor maligna yang lain (jarang)
a. Teratoma
b. Chorionephithelioma
c. Sarcom
d. Lymphoma
e. Melanoma
4. Tumor-tumor dengan potensi endoktrin (malignitas rendah)
a. Dysontogenik : 1) Dysgerminoma, biasanya insert
2) Granulosatheca biasanya berpengaruh feminisasi
3) Arrhenoblastoma, biasanya berpengaruh virilisasi.
b. Tumor sisa adrenal, biasanya mengadakan virilisasi
c. Tumor-tumor dengan matrix yang berungsi, yaitu yang menyebabkan peningkatan fungsi atau organ dari jaringan yang ditumpanginya misalnya: Tumor pada kelenjar endokrin, maka fungsi dari kelenjar menunjukkan peningkatan sehingga akan berpengaruh terhadap organ lain.
5. Metastatik
Salah satu jeni dari metastatik adalah tumor Krakenberg. Pembagian lain metastatik yang dikemukakan oleh Hertlg dan Gore didasarkan atas asalnya tumor yaitu :
a. Epital germinal : cystademona serosum, mucinosum, endometroid dll.
b. Jaringan ikat : sarcom, fibroma
c. Tumor sel benih : dysgerminoma, teratoma, choriocarcinoma.
d. Stro, gonade : arrhenoblastoma, tumor granulosa theca
e. Tumor sisa vestigial : mesonephroma, tumor sel hilus



B. Tumor Ovarii yang Benigna
1. Kista ovarium non-neoplastik (fungionil)
a. Kista follikel
Kista ini berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses atresia folliculi. Setiap bulan, sejumlah besar follikel menjadi mati, disertai kematian ovum, disusul dengan degenerasi dari epitel follikel. Pada masa ini tempaknya sebagai kista-kista kecil, tidak jarang ruangan follikel diisi dengan cariran yang banyak, sehingga terbentuk kista yang besar, yang dapat ditemukkan pad apemeriksaan klinis.
Gejala-gejala
Kista jenis ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Kurve suhu basal bersifat monofasis.
Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut dapat memberikan rasa penuh dan tidak enak pada daerah yang dikenal. Seperti pada semua tumor-ovarii dapat menyebabkan torsi (ferpelintit). Kadang-kadang walaupun jarnag, dapat terjadi ruptura ovarium secara spontan, dengan disertai tanda-tanda perdarahan intra abdominal sehingga gambaran klinisinya dapat menyerupai suatu kehamilan ektopik yang terganggu.


Diagnosa
Diagnosa hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor tersebut. Tetapi kita tidak akan dapat menentukan dengan sekali pemeriksaan, apakah kista ini neoplasik atu non-neoplastik, kecuali bila ukurannya sangat besar. Sebainya diadakan observasi beberapa minggu. Pada suatu kist follikel, bila diadakan pemeriksan ulangan beberapa minggu kemudian, tidak karangan kista tersebut mengecil, bahkan mungkin telah kembali ke besarnya yang normal.
Terapi
Biasanya tak memerlukan terapi karena mengalami resopsi spontan. Bila harus diadakan operasi oleh karena adanya salah satu gangguan klinis atau oleh karena indikasi lain, sebaiknya tindakannya disesuaikan dengan keadaan. Bila kista kecil dapat dilakukan punksi atau eksisi saja. Bila besar sebaik-baiknya di enucleasi dengan meninggalkan jaringan ovarium yang normal.

b. Kista lutein
Kista dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum haematoma.
Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada masa vascularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terkadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan.
Gejala-gejala
Pada beberapa kasus sering menyerupai kehamilan ektopik. Haid kadang-kadang terhambat, diikuti dengan perdarahan sedikir yang terus-menerus disertai rasa sakit pada bagian perut bawah.
Pada pemeriksaan klinis ditemukan benjolan yang sakit. Ada yang menganggap kista ini sebagai corpus luteum persistens, dimana oleh sesuati sebab tidak terjadi regresi. Suatu jenis yang jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan pada mola hydatidosa atau chorio epothelioma. Dalam dalam beberapa kasus dari jenis ini, tetapi pada umumnya kista dibentuk oleh sel theca lutein dari jaringan ikat.
Diagnosa
Oleh karena jarang memberikan gejala-gejala, maka diagnosa sukar ditentukan. Bila tumor ini cukup besar sehingga dapat teraba dari luar, maka sukar dibedakan dengan tumor ovarium lainnya. Pada keadaan dimana tumor ini memberi gejala-gejala yang menyerupai kehamilan ektopik, antara keduanya dapat dibedakan dengan pemeriksaan test kehamilan atau kuldos kopi.
Terapi
Pada umumnya kita bersikap konservatif saja oleh karena biasanya kista tersebut akan mengecil dengan sendirinya. Kalau kista itu besar sekali sudah tentu harus dilakukan ekstirpasi.
c. Stein-Leventhal ovary
Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik, permukaan rata, berwarna keabu-abuan (pearly gray or oyster white), dan berdinding tebal. Pada pemeriksaan mikroskopis akan tampak tunica yang tebal dan fibrotik. Dibawahnya tampak follikel dalam bermacam-macam stadium, tetapi dikemukakan corpus luteum.
Secara klinis memberikan gejala yang disebut : Stein Leventhal syndrom, yaitu yang terdiri dari : hirsutisme sterilitas, obesitas dan oligomenorrhoe, kadang-kadang diselingi menorrhagi dan clitoris membesar. Kecenderungan varilisasi, mungkin disebakan hyperlasi dari tunica interna yang menghasilkan zat endrogenic.
Kelainan ini merupakan penyakit heriditer yang autosomal dominant.
Terapi
1 Operatif :
Wedge resection (1/3 – 2/3 jaringan ovarium dibuang). Apa sebabnya Wedge resection dapat menyebabkan ovulasi?
Ada 2 teori, yaitu :
a) Dengan reseksi sebagian dari kapsul yang tebal dibuang, sehingga Faktor penghalang ovulasi dihilangkan.
Teori ini banyak menentang, karena setelah reseksi, kedua sisinya akan disatukan kembali, sehingga timbul akpsel yang baru.
b) Pengangkatan sebagian dari jaringan ovarium, mungkin menyebabkan berkurangnya pengaruh oestrogen, ini diikuti dengan penambahan rangsangan – gonadotrophin, sehingga terjadi ovulasi.
Menurut Novak dngan cara pengobatan ini 85% dari kasus Stein Leventhal ovary mendapat haid yang normal, bahkan ada yang terjadi hamil.
2 Non-operaitf
a) Clomiphene citrate (clomide) 50mg tiap hari selama 5-10 hari.
b) Gonadotrphin 4500 i.u (a 1500 i.u selama 3 hari).
d. Kista endometrial


Kista ini adalah endometriosis yang berlokasi di ovarium.
Pengertian
Endometriosis, adalah satu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat diluar kavium uteri, jaringan ini yang terdiri atas kelejar-kelenjar dan stroma, terdapat didalam mioometrium disebut ademomiosis, dan bila diluar uterus disebut endometriosis.
Menurut urutan yang tersering endemetrium ditemukan ditempat-tempat sebagai berikut :
1. Ovarium
2. Peritoneum dan ligamentum sakronterina, ligamentus robundum dan sigmoid
3. Septum mektovaginal
4. Kanalis ringerinalis
5. Appendiks
6. Umbilikus
7. Serviks uteri, vagina, kandung kencing vulva dan perimium
8. Parut laparotomi
9. Kelenjar limfe
10. Walaupun sangat jarang, endometriosis dapat ditemukan di lengan paha, pleura dan perihatdium
Histogenesis
1. Sampson mengemukakan bahwa endunetriosis terjadi karena mengalir kembali (megugitasi) dari darah haid melalui tuba kedalam rongga pelvis.
Sudah dibuktikan bahwa didalam darah haid didapati sel-sel endometrium yang masih hidup. Sel-sel endometrium yang masih hidup ini, kemudian dapat mengadakan implantasi dipelvis.
2. Robert Meyer mengemukakan bahwa endometriosis terjadi karena rangsangan pada sel-sel eptel berasal dari selom yang dapat mempertahankan hidupnya didaerah pelvis. Rangsangan ini akan menyebabkan metaplasi dari sel-sel epitel itu sehingga terbentuk jaringan endometrium.


Potologi
Gambaran mikroskopi dari endometriosis sangat variabel, lokasi yang sering terdapat ialah pada ovarium, dan biasanya pada kedua ovarium.
Pada ovarium terdapat kista-kista yaitu : kista biru kecil sampai kista besar (kadang-kadang sebesar tinjau) berisi darah tua menyerupai coklat (kista coklat).
Darah tua dapat keluar sedikit-dikit karena luka pada dinding kista, dan menyebabkan perlekatan antara permukaan ovarium dengan uterus, signuid dan dinding pelvis. Kista coklat kadang-kadang dapat mengalir dalam jumlah banyak kedalam mongga perituneum karena sobekan dinding kista, dan menyebabkan acute abdomen.
Tuba pada endomitriosis biasanya normal. Pada salah satu atau kedua-duanya dari ligmentum sakrouterinum, pada kavium. Donglasi dan pada permukaan uterus sebelah belakang bisa didapatkan satu atau beberapa bintik sampai benjolan kecil yang berwarna kebiru-biruan juga pada permulaan dari sigmoid atau rektum sering kali didapatkan benjolan permulaan dari sigmoid atau rektum sering kali didapatkan benjolan yang berwarna kebiru-biruan ini. Sebagai akibat dari tumbuhnya perdarahan haid jaringan endometriosis, mudah sekali timbul perlekatan antara alat-alat disekitar kavum Donglas itu.


Gambaran mikroskopis
Secara mikroskopis endometriosis merupakan sustu kelainan yang jinak, akan tetapi kadang-kadang sifatnya ialah seperti tumor ganas. Antara lain bisa terjadi penyebaran endometriosis kepleura, paru-paru dan lengan, selain dari itu bisa terdapat infiltrasi kebawah kovum Donglasi kefersia mektovaginale, ke sigmoid dan sebagainya.
Gambaran klinik
Gejala-gejala yang sering ditemukan pada penyakit ini ialah :
1. Nyeri perut bawah yang progresif dan terjadi dekat pada dan selama haid (dismenorea).
2. Disparemia.
3. Nyeri waktu dekasi, khususnya pada waktu haid.
4. Poli dan hipermenorea.
5. Infertilitas.


Diagnosa
Diagnosa biasanya dibuat atas dasar anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan dengan lapamoskopi karena bermanfaat terutama jika kavium Donglasi ikut serta dalam endometriosis. Pada endometriosis yang ditemukan pada lokasi seperti formiks vaginae posterior, perinium, parut laparatomi, biopsi biasanya dapat memberi kepastian mengenai diagnosis.
Pemeriksaan laboratorium pada endometriosis tidak memberi tanda yang lekas, hanya adanya darah dalam tinjau atau air kencing pada waktu haid dapat menjadi petunjuk tentang adanya endometriosis pada mektosigmoid atau kandung kencing.
Sigmoidoskopi dan sitoskopi dapat memperlihatkan tempat perdarahan pada waktu haid. Pembuatan foto Roengten dengan memasukan Barium dalam colon dapat memberi gambaran dengan filling defect pada mektosigmoid dengan batas-batas yang jelas dan mukosa yang utuh, haparaskopi merupakan pemeriksaan yang sangat berguna untuk membedakan endometriosis dari kelainan-kelainan lain dari pelvis.


Penatalaksanaan
1. Pencegahan.
Mligs berpendapat bahwa kehamilan adalah cara pencegahan yang paling baik untuk endometriosis. Gejala-gejala endometriosis memang berkurang atau hilang pada waktu dan sesudah kehamilan karena regresi endometrium dalam sarang-sarang endometriosis, oleh karena itu hendaknya perkawinan jangan ditunda trelalu lama dan sesudah perkawinan hendaknya diusahakan supaya mendapat anak-anak yang diinginkan dalam waktu yang tidak lama. Sikap demikian itu tidak hanya merupakan profilaksis yang baik terhadap endometriosis, melainkan menghindari terjadinya infertilitas sesudah endometriosis timbul. Selain dari itu jangan melakukan pemeriksaan yang kasar atau melakukan kerokan pada waktu haid, oleh hal itu dapat menyebabkan mengalirnya darah haid dari uterus ke tuba dan ke rongga panggul.
2. Pemberian analgetika untuk mengurangi rasa nyeri.
3. Pengobatan hormonal
a. Enovid (Norethinodrel dengan Mestranol)
- 2,5 mg sehari selama 1 minggu
- 5 mg sehari selama 1 minggu
- 10 mg sehari selama 1 minggu
- Selanjutnya 20 mg sehari
Jika terjadi perdarahan (brech trough bleeding) dosis dapat dinaikan dengan 10 mg dari dosis diteruskan pada tingkat ini sampai pengobatan selesai.
b. Deluteval 2x (campuran 250 mg kaproas hidruksi progesteron dengan 5 mg valeras estrdil 1 ml) diberikan 1 ml intramuskulus tiap minggu dan dinaikkan dengan 0,5 ml tiap 6 minggu, atau apabila timbul perdarahan.
c. Asetas medroksiprogesteron (depo-provera) diberikan 100 mg intra muskulus tiap 2 minggu untuk 4 kali, kemudian 200 mg tiap minggu jika terjadi perdarahan, dapat ditambah dengan estrogen per 05.
d. - acetat morethindrone
- 10 mg sehari selama 2 minggu
- 15 mg sehari selama 2 minggu
- Selanjutnya 15 - 20 mg sehari.
Jika terjadi perdarahan dapat ditambah dengan estrogen per
e. Peradangan tuba oucuical
Tumor neoplastik dari tuba jarang sekali ditemukan. Pemah disebut dalam kepustakaan dengan cara lain adenoma, Miomioma, fibuoma dan kista dermoid (sudah dinaikkan pada penjelasan sebelumnya).
Tumor neoplastik jinak dari jaringan sekitarnya.
Kista parovarium lebih sering ditemukan Tumor kistik ini terletak antarat bagian distal tuba dan ovarium, dan berasal dari sisa-sisa duktus parasenofrik., Besarnya biasanya tidak lebih dari 3 - 4 cm diameirr, akan tetapi kadang-kadang bisa lebih besar. Biasanya tumor ini tidak menimbulkan gejala, kecuali jika ada torsi. Penderita dengan kista paravarium dioperasi atas diagnosis kista ovariunt, dan baru pada operasi ditemukan biasa disampang tumor.
f. Germatal inclusion cysta.
Terjadi olch karena invaginasi dari epitel germinal dari ovarium. Biasanya terjadi pada wanita tua. Tidak pernah memberi gejala-gejala yang berarti.


2. Neo Plastit
a. Cystaknoma Mucinosum
Jenis ini dapat mencapai ukuran yang besar.
Ukuran yang terbesar yang pernah dilaporkan adalah 328 pound Makroskopis
Tumor ini mempunyai bentuk bulat lonjong atau bentuk tidak teratur, dengan permukaan yang rata dan berwarna putih atau putih Fcebiru-biruan.
Dibeberapa tempat dindingnya sangat tipis sehingga transparant. Umumnya tidak mengadakan perlekatan dengan sekitarnya. Bila didapatkan perlekatan maka ini disebabkan oleh peradangan dan bukan oleh keganasan. Hubungan dengan ligamentum latum dapal berupa tangkai yang kecil atau besar disertai vaskularisasi yang bertambah.
Isi kista umumnya merupakan cairan yang jemih, kadang-kadang sangat kental, berisi mucin.



Comments :

0 komentar to “Gangguan Sistem Reproduksi”