A. Imunisasi
1. Pengartian Imunisasi
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit.
Vaksin adalah antigen yang bersifat aktif maupun nonaktif yang berasal dari mikroorganisme atau racun yang dilemahkan atau yang dimasukan kedalam tubuh baik melalui mulut atau suntikan untuk membentuk kekebalan aktif.
Imunisasi dibedakan menjadi dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian antigen (kuman), atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi ,sehingga antibodi dalam tubuh meningkat.
2. Manfaat Imunisasi
Seperti diketahui, usia anak – anak merupakan masa rawan terserang penyakit karena daya tahan tubuhnya belum kuat. Dengan pemberian imunisasi dasar secara lengkap terjadinya penyakit terhadap bayi bisa dihindari, itulah salah satu manfaat dari imunisasi. Selain itu ada beberapa manfaat imunisasi yang lain yaitu:
a. Dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian
b. Upaya pencegahan yang sangat efektif terhadap timbulnya penakit
c. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada diri seseorang atau sekekelompok masyarakat
d. Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian
e. Untuk memberikan kekebalan pada bayi untuk mencegah penyakit dan kematian bayi
f. Untuk meningkatkan derajat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan baerakal untuk melanjutkan pembangunan negara
B. Macam-macam Imunisasi Dasar
1. Imunisasi BCG
Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin) mengandung kuman TBC yang masih hidup tapi sudah dilemahkan. Vaksin ini ditemukan oleh Dokter Albet Calmette dan seorang peneliti bernama cameli Guerin pada 4 april 1927. penelitian untuk menemukan vaksi BCG dimulai sejak tahun 1906, ketia guerin mnemukan bahwa ketahanan terhadap penyakit TBC berkaitan dengan virus tubercle baciliiyang hidup di dalam darah. Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk mnimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC ). Pemberian imunisasi BCG diberikan hanya sekali sebelum bayi berumur 2 bulan.
2. Imunisasi DPT
DPT adalah kepnjangan dari Difteri, Pertusis, Tetenus. Imunisasi DPT diberikan kepada bayi bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk rejan) , tetanus. Di indonesia imunisasi terhadap tiga penyakit tersebut dipasarkan dalam tiga jenis kemsan yitu, dalam bentuk kmasan tunggal khusus bagi tetenus dalam bentuk kombinasi DT (difteria dan tetenus ), dan kombinasi DPT (dikenal sebagai vaksin tripel). Imunisasi DPT ini biasanya diberikan sebanyak tiga kali yaitu DPT1, DPT2 dan DPT3.
3. Imunisasi Polio
Imunisasi polio diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit polliomietisis. Vaksin polio memberikan kekebal hingga 90% terhadap serangan pnyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Imunisasi polio diberika melalui dua cara, yaitu lewat suntikan (inaevantet poliomyelitis vaceme) dan melalui mulut (oral poliomyelitis vaccine).
4. Imunisasi Capak
Imunisasi campak diberikan untuk menapatkan kekebalan terhadap penyakit campak secara aktif. Vaksi campak mengandung virus hidup telah dileahkan. IDAI merekomendasikan pemberian imunisasi campak pertana pada usia lebih dini 6-9 bulan. Penentuan usia 9 bulan untuk suntikan campak pertama berasarkan pertimbngan bahwa pada usia tersebut antibodi bayi yang berasal dari ibunya sudah semakin menurun sehigga butuh antiodi tambahan lewat munisasi.
5. Imunisasi Hepatitis
Tahun 1991, EPI (Expanded Progam on Immuzation) menetapkn target untuk memasuka vaksi hepatitis B kedalam progam imunisasi nasioal . Pemberian imuisasi hepaitis ini bertujuan untuk mendapatkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B atau dikenal dalam istilah sehari – sehari penyakit liver. Jenis imunisasi ini baru dikembangkan setelah diteliti bahwa virus hepatits B mempunyai kaitan erat dengan terjadinya penyakit lever. Vaksin terbuat dari bagia virus hepatitis B yang dinamakan HbsAG, yang dapat menimbulkan kekebalan tapi tidak enimbulkan penyakit. Imunisasi hepatitis ini diberikan sebanyak tiga kali yaitu hepetitis B1, hepatiitis B2 dan hepatitis B3.
C. Penyakit yang Dapat di Cegah Dengan Imunisasi
1. Pertusis
Batuk rejan atau pertusis, atau yang sering disebut batuk seratus hari oleh masyarakat adalah penyakit infeksi saluran napas yang disebabkan oleh Bordetela Pertusis. Batuk rejan mudah menyebar dan menular yaitu melalui udara (batuk/bersin). Gejalanya penderita akan mengalami tiga stadium. Stadium pertama adalah stadium awal (katarhalis) berlangsung 1-2 minggu gejalanya demam ringan, Batuk dan pilek. Stadium dua (peroksimal) berlangsung 2 - 4 minggu, batuk panjang secara terus menerus dan membuang napas yang disebut Ubooping Cougb. Bila pertusis sudah parah bisa disertai muntah – muntah muka menjadi merah dan kebiru – biruan. Stadium tiga (perbaikan/konvaselen) berlangsung 1-2 minggu batuk mulai berkurang dan kondisi anak mulai pulih. Pertusis dapat dicegah dengan pemberian imunisasi DPT yang diberikan pada anak usia 0 sampai maksimalnya usia 2 bulan.
2. Tetanus
Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Clostridium Tetani. Tetanus bisa terjadi karena luka yaitu luka nyang kotor luka potensial, luka yang dalam. Gejala tetanus umumnya diawali kejang otot rahang dikenal juga dengan trismus atau kejang mulut. Periode Inkubasi tetanus terjadi dalam waktu 3 – 14 hari. Tetanus dapat dicegah dengan pemberian imunisasi DPT. Selain itu membersihkan luka dengan segera dengan air mengalir dan berikan anti septik.
3. Polio
Polio (Poliomyelitis) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dari genus entero virus dan family picornaviridae. Virusnya menyerang seluruh tubuh (termasuk oto dan syaraf) dan bisa menyebabkan kelemahan otot yang sifatnya permanen serta kelumpuhan pada salah satu tungkai. Penyakit ini sangat menular dan tidak bisa disembuhkan. Masa inkubasi virus polio 6 – 10 hari. Awalnya timbul demam disertai flu, lesu, dan lemah.Kemudian medadak lumpuh pada salah satu anggota gerak setelah demam 2 hari. Tetapi tidak semua orang mengalami kelumpuhan setelah terkena virus polio. Pencegahan yang paling efektif adalah dengan pemberian imunisasi polio secara lengkap pada bayi.
4. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak atau morbili. Campak dapat menular melalui udara, butiran halus air ludah (droplet) ataum kontak langsung dengan penderita. Gejala penyakit campak adalah demam batuk, pilek, kemudian muncul bercak-bercak merah dan sering disertai demam tinggi 38 – 40,5 C. Bercak merah mulai timbul dari pipi bagian bawah telinga dan kemudian menjalar keseluruh bagian tubuh. Pencegahan penyakit campak yang paling efektif adalah dengan melakukan imunasasi campak yang akan memberikan perlindungan dalam waktu yang cukup lama atau seumur hidup.
5. Hepatitis
Masalah hepatitis B makin meningkat. Penyakit hepatitis B disrebabkan oleh virus hepatitis B yang menyerang hati, yang ditularkan secara vertikal yaitu dari ibu pengidap kepada bayi yang dikandungnya atau pada saat proses persalinan dan secara horisontal yaitu dari pengidap virus ke individu lain melalui hubungan seksual, tusuk jarum, tranfusi darah, penggunaan sikat gigi atau pisau cukur bersama – sama. Gejala utama penyakit hepatitis adalah bagian putih mata atau sklera dan bagian kulit menjadi kuning. Cara pencegahan yang paling efektif dengan memberikan vaksinasi pada seluruh bayi yang lahir dan anak-anak serta orang dewasa yang berisiko tinggi yaitu dengan vaksin hepatitis.
6. TBC Pada Anak
TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium Tuberculosis. Gejala utama TBC pada anak biasanya hanya berupa demam ringan tetapi berlangsung lama. Gejala lainnya berat badan anak tidak bertambah karena napsu makan berkurang, anak gelisah dan rewel,lesu dan lesu, dan mudah berkeringat. Untuk mencegah infeksi penyakit ini yaitu melalui imunisasi BCG.
7. Difteria
Difteria bukan merupakan sekedar radang tenggorokan. Difteria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium dipbtberlae. Penularan penyakit difteria dapat melalui batuk, bersin atau saat berbicara. Tanda dan gejalanya bisa dilihat dari suhu tubuh yng disertai batuk suara serak dan sakit tenggorokkan. Kesulitan bernapas dan napas berbunyi. Pencegahan yang paling efektif dengan imunisasi DPT.
D. Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar
Jadwal pemberian imunisasi yang dibuat oleh pemerintah dan Ikatan Dokter Indonesia (IDAI, 1999)
1. Imunisasi BCG diberikan dengan segera setelah bayi lahir sampai usia bayi maksimal 2 bulan.
2. Imunisasi hepatitis B diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi ini diberikan saat anak lahir, setelah bayi umur satu bulan dilanjutkan imunisasi hepatitis B ke 2, dan imunisasi hepatitis ke 3 diberikan saat bayi berusia 6 bulan.
3. Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, mulai diuberikan setelah bayi berumur 2 bulan, DPT 2 ediberikan saat bayi nberumur 4 bulan, dan imunisasi DPT 3 saat bayi berumur 6 bulan.
4. Imunisasi polio diberikan sebanyak 4 kali, polio 1 diberikan setelah bayi lahir sampai umur 1 bulan, polio 2 diberikan pada umur 4 bulan, polio 3 diberikan pada umur 5 bulan, polio 4 diberikan pada umur 6 bulan.
5. Imunisasi campak diberikan setelah bayi berumur 6 sampai 9 bulan.
E. Kondisi Anak yang Baik Untuk Mendapat Imunisasi
Tidak semua ibu – ibu yang mempunyai ank atau balita mengetahui kondisi seperti apa anaknya boleh mendapat imunisasi atau pemberian imunisasi itu harus ditunda. Pada prinsipnya, imunisasi atau vaksinasi tidak seharusnya diberikan saat kondisi imunologis atau kekebalan anak menurun. Penundaan bertujuan menghindari komplikasi merugikan bagi tubuh anak dan agar imunisasi itu sendiri mampu memberi respon optimal. Namun secara umum, sedikit sekali kondisi yang menyebabkan imunisasi apapun harus ditiunda. Pilek, batuk, diare, suhu sedikit menigkat atau demam ringan, bukanlah halangan untuk mendapat imunisasi.
1. Imunisasi Boleh Diberikan Bila Anak Memiliki
a. Gangguan saluran napas atas atau gangguan cerna ginjal.
b. Riwayat efek samping imunisasi dalam keluarga.
c. Riwayat kejang dalam keluarga.
d. Riwayat kejang demam.
e. Riwayat penyakit infeksi terdahulu.
f. Kontak dengan penderita suatu penyakit infeksi.
g. Kelainan syarah menetap seperti cerebal palsy atau down syndrome.
h. Penyakit kronis, sepertijantung, paru, atau penyakit metabolik.
i. Terapi antibiotik terapi steroid topikal (tetapi lokal kulit atau mata )
j. Riwayat kuning pada masa neonatus atau beberapa hari setelah lahir.
k. Berat lahir rendah
l. Usia anak melebihi usia rekomendasi imunisasi.
2. Imunisasi Tidak Boleh Diberikan Bila Anak Memiliki
a. Sakit berat dan mendadak demam tinggi.
b. Memiliki reaksi alergi yng berat atau reaksi anafilatik.
c. Menderita sistem gangguan sistem imun beray (misal, sedang menjalani pengobatan steroid jangka lama , HIV dan sebagainya.) tidak boleh diberikan vaksin hidup (polio oral, MMR,BCG,cacar air )
d. Memiliki alergi telur.
F. Kontra Indikasi Imunisasi
Imunisasi kadang dapat mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan bahwa vaksin betul – betul bekerja secara tepat. Efek sampimg yang bisa terjadi adalah sebagai berikut:
1. Imunisasi BCG
Setelah bayi diberikan imunisasi BCG akan terjadi pembengkakan kecil dan merah pada tempat suntikan setelah 2 minggu. Setelah 2-3 minggu kemudian pembengkakkan menjadi akses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm. Luka akan sembuh sendiri dalam waktu 2-3 bulan dan meninggalkan luka parut. Apabila dosis terlalu tinggi maka ulkus yang akan ditimbulkan lebih besar, namun apabila penyuntikan terlalu dalam maka luka parut yang terjadi tertarik ke dalam (retracred)
2. Imunisasi DPT
Setelah bayi mendapatkan imunisasi DPT anak menjadi gelisah dan menangis terus menerus selama beberapa jam paskah suntikan. Kebanyakkan bayi menderita panas pada sore hari setelah mendapat imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan dan imunisasi tidak perlu diulang.
3. Polio
Hanya sebagian kecil penerima vaksin OPV akan mengalami gejala pusing-pusing, diare ringan dan sakit otot. Namun umumnya, efek samping paskah imunisasi polio memang jarang sekali ditemukan. Boleh dikatakan vaksinasi polio hampir tidak memberikan efek samping sama sekali. Jadi sangat alam.
4. Campak
Setelah mendapat imunisasi campak anak mungkin diare, panas, dan disertai kemerahan 4-10 hari sesudah suntikan. Untuk mengatasi reaksi yang muncul paskah imunisasi, bisa dengan minum yang banyak, pakai baju yang tipis dan minum obat penurun panas
5. Hepatitis
Belum pernah dilaporkan adanya efek samping. Perlu pemeriksaan darah sebelum dilaksanakan pemberian imunisasi hepatitis. Mungkin hanya terjadi keluhan nyeri pada bekas suntikan, yang kemudian disertai demam ringan atau pembengkakan. Reaksi ini akan hilang dalam waktu 2 hari.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
0 komentar to “Imunisasi”
Posting Komentar