Photobucket

Rabu, 10 Desember 2008

Proses Keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Proses keperawatan merupakan wujud nyata bagi proses keperawatan (Professional Practice) dalam memberikan pelayanan keperawatan yang berupa asuhan keperawatan yang dapat menguntungkan kedua pihak yaitu penerima dan pemberi asuhan keperawatan serta dengan kaidah proses.

1.2 Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
Tujuan Umum
Memberikan suatu kerangka kerja berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat, sehingga kebutuhan perawatan kesehatan klien, keluarga dan masyarakat dapat terpenuhi.

Tujuan Khusus
1. Mempraktekkan metode pemecahan masalah dalam praktek keperawatan (problem solving)
2. Menggunakan standart dalam praktek keperawat
3. Memperoleh metode yang baku, rasional dan sistematis
4. Meperoleh metode yang dapat digunakan dalam berbagai macam situasi
5. Memperoleh asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Proses Keperawatan
Ilmu keperawatan didasarkan pada suati teori yang sangt luas. Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapan dalam praktik keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan Problem-Salving yang memerlukan ilmu, teknik dan keterampilan interpersonal dan ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan klien/keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan: pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.(Iyer et al.,1996).
Adapun proses keperawatan menurut para ahli yakni:
 Kozier (1996:166) : Metode perencanaan sistematis dan rasional dalam pelayanan keperawatan
 Herber (dalam Effendi.1990:3) : Metode ilmiah sistematis untuk mengkaji dan mendiagnosa status kesehatan klien, merumuskan hasil yang dicpai, menentukan intervensi dan mengevaluasi mutu dan hasil asuhan.
 Alfaro Rosalinda (1989:6) : Metode sistematis pemberian askep individual berfokus kepada respon mausia yang unik untuk menyeselesaikan masalah kesehatan/keperawatan individu, keluarga kelompok dan masyarakat baik yang aktual maupun potensial.

2.2 Perkembangan Proses Keperawatan
Pelaksanaan proses keperawatan sebagai alat bagi perawat dalam perkembangannya yang diawali adanya tindakan keperawatan yang berdasarkan intruksi medis bukan lagi berdasarkan metode ilmiah keperawatan (melalui proses keperawatan). Dalam perkembangannya terdapat beberapa pendapat dari para ahli diantaranya:
1. Florence Nigtingale mejelaskan keperawatan merupakan profesi yang dalam melaksanakan beberapa tindakan kepada pasien harus dipisahkan dari medis. Perawat dalam menentukan atau melaksanakan fungsinya sebagai perawat harus mengatur, menyesuaikan lingkungan yang tidak adekuat yang diharapkan membantu klien menjadi baik dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Hail berpendapat proses keperawatan merupakan istilah yang digunakan dalam menentukan permasalahan klien, keluarga dan perawat agar dapat dipecahkan, dimana antara perawatan dan pengobatan terjadi interaksi dalam menentukan masalah klien.
3. Johson menjelaskan proses keperawatan merupakan sesuatau dalam mengkaji, mencapai keputusan, melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan untuk memecahkan masalah serta mengevalasi.
4. Wiendenbach pada tahun 1963 menjelaskan proses keperawatan sebagai alat untuk memecahkan masalah klien, keluarga. Perawatan dilakukan melalui tiga tahap di antaranya tahap observasi, tahap bantuan pertolongan dan tahap validasi.
5. Yura H. Dan Waslh pada tahun 1983 menjelaskan dalam melakukan proses keperawatan harus melelui empat tahap yaitu tahap pengkajian, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Pendapat ini sama disampaikan pada tahun 1967 dari para ahl di fakultas keperawatan universitas Katolik di Amerika.
6. Knoles pada tahun 1967 menyampaikan proses keperawatan dapat dilakukan denga menggynakan 5D’s diantranya discover (menemukan), delve (megkaji), decide (memutuskan), do(mengerjakan) dan discriminate (melakukan pemisahan). Pada tahun yang sama dari Western Interstate Commision on Higher Education (WICHE) membagi proses kep[erawatan menjadi beberapa tahp diantaranya persepsi, komunikasi, intervensi dan evluasi.
7. Orem menyampaikan keperawatan sebagai kegiatan yang dilakukan melalui beberapa pertimbangan dengan menggunakan beberapa tahapan dalam asuhan keperwatan yitu menentukan diagnosis dan perintah, menentukan mengpa keperawatan dibutuhkan, menganalisis dan menginterprestasikan dengan membuat keputusan, merencanakan perawatan, megusahakan dalam pengaturan dan pengontrolan, mengatasi masalah keterbatasan dan mempertahankan dan menjaga kemampuan pasien dalam perawatan diri.
8. Roy dalam melakkan perawatan sebaiknya menggunakan enam tahapan antanya: mengkaji tingkah laku klien, mengkaji faktor yang mempengaruhinya, mengidentifikasi masalah, merumuskan tujuan, melakukan intervensi keperawatan, melakukan seleksi, dan melekukan evaluasi. Dalam melakkan proses keperawatan, Roy menganjurkan adanya penentuan diagnosis keperawatan.
9. Pada tahun 1982 dari National Council of State Bords of Nursing mengemukakan bahwa proses keperawatan dibagi menjadi lima tahap diantanya tahap pengkajian, tahap analisis (diagnosis), thap perencanaan, tahap implementasi dan tahap evaluasi.

2.3 Fungsi Proses Keperawatan
Fungsi proses keperawatan meliputi:
 Sebagai kerangka pemikiran untuk klien dan tanggung jawab keperawatan dalam ruang lingkup yang sangat luas.
 Sebagai alat untuk mengenal masalah klien, merencanakan secara sistematis, melaksanakan rencana dan menilai hasil.



Dengan pendekatan proses keperwatan, seorang perawat dituntut memilki beberapa keterampilan diantaranya:
 Keterampilan intelektual
 Ketermapilan tekhnikal
 Keterampilan interpersonal

2.4 Keuntungan Proses Keperawatan
A. Bagi Pelayanan Kesehatan :
1. Pedoman yang sistematis bagi terselenggaranya pelayanan kesehatan
2. Sebagai alat untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
B. Bagi Pelaksana Keperawatan
1. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Bila semua kebutuhan klien dapat dipenuhi, tentu akan dapat mempercepat proses penyembuhan klien dan kepuasan bagi klien akan pelayanan keperawatan yang diberikan. Dengan demikian, mutu asuhan keperawatan akan meningkat.
2. Pengembangan ketrampilan intelektual dan teknis bagi tenaga pelaksana keperawatan.
3. Peningkatan citra keperawatan dan tenaga keperawatan.
Jalan yang paling tepat untuk meningkatkan citra keperawatan dan profesi keperawatan adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Kepuasan knsumen terhadap pelayanan keperawatan menunjukkan keyakinannya terhadap profesi keperawatan.
4. Meningkatkan peran dan fungsi perawatan dalam pengelolaan asuhan keperawatan.
5. Pengakuan otonomi keperawatan oleh masyarakat dan profesi lain.
Profesi keperawatan memberikan kesempatan kepada tenaga keperawatan untuk melaksanaan otonomi profesinya, yang didasari oleh tanggung gugat dan tanggung jawab, penerapan etika profesi dan standart praktek keperawatan.
6. Peningkatan rasa solidaritas.
Kesamaan metode praktek keperawatan yang digunakan oleh semua tenaga keperawatan akan memperkuat persatuan serta menggambarkan otonomi dan identitas keperawatan.
7. Peningkatan kepuasan tenaga keperawatan.
Kepuasan konsumen terhadap pelayanan keperawatan dengan sendirinya akan menimbulkan kepuasan bagi tenaga perawatan.
8. Memupuk rasa percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan
9. Untuk pengembangan ilmu keperawatan.
Proses keperawatan dapat mendukung dan memberi sumbangan dalam pengembangan penelitian ilmu keperawatan, sehingga dapat dikembangkan metode-metode yang baku dalam memberikan asuhan keperawatan.
C. Bagi Pasien :
1. Aspek keperawatan yang diterima bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
2. Merangsang partisipasi pasien dalam perawatan dirinya (self care)
3. Kelanjutan asuhan
4. Terhindar dari mal-praktik

2.5 Sifat-sifat Proses Keperawatan
Adapun sifat-sifat dari proses keperawatan itu sendiri yakni:
1. Dinamis.
Setiap tahap proses keperawatan dapat diperbaharui/dimodifikasi, apabila situasi dan kondisi pasien berubah.
2. Siklik.
Proses keperawatan berjalan secara siklik atau berulang dari pengkajian sampai dengan evaluasi, demikian seterusnya apabila diperlukan pengkajian ulang (re-assessment), sampai masalah klien teratasi atau klien dapat mandiri memenuhi kebutuhan kesehatan atau keperawatannya.
3. Interdependent / saling ketergantungan.
Setiap tahap dari proses keperawatan mempunyai relevansi yang sangat erat, sehingga kekurangan di salah satu tahap akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya.
4. Fleksibel atau luwes.
Proses keperawatan bersifat luwes, tidak kaku, sehingga pendekatan yang digunakan dapat berubah atau dimodifikasi sesuai dengan situasi, keadaan dan kebutuhan klien akan perawatan kesehatan. Fleksibel dapat juga berarti :
a. Bisa digunakan untuk pemecahan segala jenis masalah keperawatan
b. Dapat digunakan pada berbagai kondisi dan situasi klien
c. Dapat diterapkan untuk semua siklus kehidupan manusia, dari dalam kandungan sampai dengan meninggal dunia
d. Dapat diterapkan pada berbagai unit keperawatan, di rumah sakit, maupun untuk keluarga dan masyarakat.
2.6 Karakteristik Proses Keperawatan
1. Tujuan : proses keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu tahapan dalam meningatkan kualitas asuhan keperawatan
2. Sistematik : menggunakan suatu pendekatan yang terorganisir untuk mencapai suatu tujuan — meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan menghindari masalah yang bertentangan dengan tujuan pelayanan kesehatan / keperawatan
3. Dinamik : proses keperawatan ditujukan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan lien yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Proses keperawatan ditujukan pada suatu perubahan respon klien yang diidentifikasi melalui hubungan antara perawat dan klien
Interaktif : dasar hubungannya adalah hubungan timbal balik antar perawat, klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya
Fleksibel : dapat diadopsi pada praktik keperawatan dalam situasi apapun dan bisa digunakan secara berurutan
Teoritis : setiap langah dalam proses keperawatan selalu didasarkan pada suatu ilmu yang luas, khususnya ilmu dan model keperawatan yang berlandaskan pada filosofi keperawatan dan ditekankan pada aspek : humanisti, holistik dan care.
2.7 Implikasi
Penerapan proses keperawatan mempunyai implikasi atau dampak terhadap:
1. Profesi keperawatan
2. Klien
3. Perawat
1) Profesi
Secara personal, proses keperwatan menyajikan suatu lingkup praktik keperawatan. Melalui 5 langkah keperawatan secara terus-menerus mendefinisikan perannya kepada si konsumen (Klien) dan proses kesehatan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa keperawatan tidak hanya melaksanaka rencana seperti yang telah diresepkan dokter (Iyer et al., 1996).
Praktik keperawatan mencakup standar praktik keperawatan. Standar tersebut diadopsi dan diterbitkan oleh American Nurses’ Association (ANA, 1973). Perawat mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar keperawatan tanpa melihat dimana dia bekerja dan spesialisasnya. Di Indonesia pelaksanaan standar praktik keperawatan juga telah diatur dalam peraturan pemerintah meleli Undang-undang kesehatan di Indonesia (Depkes,1992) dan akan diberlakukannya PERMENKES No.647/2000 yang mengantur tentang praktik keperwatan profesional di Indonesia.
2) Klien
Penggunaan proses keperawatan sangat bermanfaat bagi klien dan keluarga. Kegiatan ini mendorong mereka untuk berpartisipasi secara aktif dalam keperawatan dengan melibatkan mereka ke dalam 5 langkah proses. Klien menyediakan umpan balik untuk evaluasi. Perencanaan keperawatan yang tersusun dengan baik, akan memungkinkan perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan secara kontinyu, aman dan terciptanya lingkungan yang mempercepat kesembuhan klien dan memungkinkan klien dapat beradaptasi terhadap lingkungan yang ada.
3) Perawat
Proses keperawatan akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan perkembanga profesionalasasi. Peningkatan hubungan antara perawat dengan klien dilakukan melalui penerapan proses keperawatan. Proses keperawatan memungkinkan suatu pengembangan dan kreatifitas dalam penjelasan masalah klien. Hal ini akan mencegah dalam pekerjaan yang rutinitas, kejenuhan perawat dan task-oriented approach.





BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan.

Proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yang sequensial dan berhubungan, yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pendapat para ahli tentang keperawatan, anatara lain:
1. Florence Nigtingale
Keperawatan adalah profesi yang dalam melaksanakan beberapa tindakan kepada pasien harus dipisahkan dari medis
2. Hail
Keperawatan adalah istilah yang digunakan dalam menentukan permasalahan klien
3. Johson
Proses keperawatan adalah sesuatu dalam mengkaji, mancapai keputusan, melaksanakan kegiatan serta mengevaluasi
4. knoles
Proses keperawatan dapat dilakukan dengan 5D’s, yaitu discover, delve, decide, do dan discriminate
5. nation council of state bords of nursing
Proses keperawatan dibagi 5 tahap, yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi



Fungsi Proses keperawatan, yaitu:
2. kerangka pemikiran untuk klien dan tanggungjawab keperawatan dalam ruang lingkup yang sangat luas.
3. alat untuk mengenal masalah klien, merencanakan secara sistematis, melaksanakan rencana dan menilai hasil

Keuntungan Proses keperawatan, yaitu:
1. bagi pelayanan kesehatan
a. pedoman yang sistematis bagi terselenggaranya pelayanan kesehatan
b. alat untuk menungkatkan mutu pelayanan kesehatan
2. bagi pelaksana keperawatan
a. meningkatkan mutu pelayanana kesehatan
b. pengembangan keterampilan intelektual dan teknis bagi tenaga pelaksana keperawatan
c. peningkatan citra keperawatan dan keperawatan
d. meningkatakan peran dan fungsi perawatan dalam pengelolaan asuhan keperawatan
e. pengakuan otonomi keperawatan oleh masyarakat dan profesi lain
f. peningkatan rasa solidaritas
g. peningkatan kepuasan tenaga keperawatan
h. memberikan rasa percaya diri dalm pemberian asuhan keperawatan
i. untuk mengembangkan ilmu keperawatan
3. bagi pasien
a. aspek keperawatan bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
b. meragsang partisipasi pasien dalam merawat dirinya
c. kelanjutan asuhan
d. terhindar dari mal praktek

Sifat – sifat dari proses keperawatan:
1. dinamis
2. siklik
3. interdependent / saling ketergantungan
4. fleksibel / luwes

Proses keperawatan mempunyai tujuan melalui suatu tahapan dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.


3.2 Saran
Untuk pembaca diharapkan selain membaca makalh ini diharpkan lebih banyak lagi membaca sumber lain untuk menambah wawasan di bidang KDK khususnya proses keperawatan.




DAFTAR PUSTAKA

A.Aziz Alimul Hidayah (2007), pengantar konsep keperawatan, Salemba Medika, jakarta.
http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/05/10/proses-keperawatan/



Comments :

0 komentar to “Proses Keperawatan”