KEPUTIHAN, yang dalam ilmu kedokteran disebut fluor albus, leukorea, atau white discharge, adalah gejala berupa cairan yang keluar dari vagina. Hampir semua wanita pernah mengalami keputihan.
Selama cairan tersebut berwarna jernih, tidak berbau, tidak menimbulkan gatal, dan tidak banyak jumlahnya, berarti masih dalam kondisi normal. Tapi bila sudah timbul keluhan seperti adanya rasa gatal dan cairan itu pun berbau serta berubah warna, berarti sudah tidak normal lagi. Adanya perubahan pada cairan itu menunjukkan gejala suatu penyakit, seperti kanker, kencing nanah, dan penyakit kelamin lainnya.
***
KEPUTIHAN --dalam kondisi normal-- biasanya ditemui ketika wanita baru mendapat haid pertama, ketika terangsang, saat masa subur, sebelum dan sesudah haid, saat hamil, karena pemakaian kontrasepsi hormonal, akibat penyakit menahun, serta pada bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari (hormon dari ibunya).
Junita Indarti, dokter kandungan dan kebidanan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan FKUI mengungkapkan hal itu dalam seminar "Kiat Tampil Cantik dan Bergairah di Masa Kehamilan", di Hotel Menara Peninsula, pertengahan Oktober lalu. Ia menuturkan, penyebab keputihan yang tidak normal bermacam-macam. Bisa karena infeksi, bakteri, jamur, parasit, virus, benda asing, kanker, menopause, dan kelainan alat kelamin akibat cedera persalinan, radiasi, dan sebagainya. Karena itu perlu pemeriksaan laboratorium agar pengobatan bisa dilakukan dengan benar.
"Pengobatan pada seorang penderita fluor albus adalah menghilangkan gejalanya, memberantas penyebabnya, dan mencegah timbulnya kembali fluor albus tidak normal," ujar Junita.
Junita menambahkan, kalaupun masuk dalam kategori normal, gejala keputihan tetap harus diwaspadai. Hal ini berkaitan dengan kelembaban/basah pada sekitar alat kelamin yang dapat menimbulkan iritasi dan memudahkan tumbuhnya jamur dan kuman penyakit.
Menurut dokter lulusan FKUI 1983 ini, menjaga kebersihan alat kelamin luar pada wanita sangat penting dalam upaya mencegah timbulnya keputihan dan mencegah penyakit kelamin. Kulit daerah alat kelamin dan sekitarnya harus diusahakan agar tetap kering dan bersih. Gunakan handuk atau tisu bila berkeringat atau setelah buang air.
Selain itu, hindari pemakaian pakaian yang ketat dan celana dalam bukan katun. Sebab, cairan akan keluar lebih banyak dan kulit jadi lembab.
Larutan antiseptik
Junita juga menyinggung kebiasaan sebagian wanita menggunakan larutan antiseptik untuk mencegah keputihan. Menurut Junita, pemakaian larutan antiseptik yang terlalu sering justru dapat merugikan. Karena antiseptik itu akan mematikan kuman yang sebenarnya menguntungkan bagi tubuh. Larutan antiseptik, menurut Junita, bisa digunakan sehabis bepergian, bila timbul gatal-gatal setelah memakai baju ketat, dua hari sebelum dan empat hari sesudah haid.
"Semua pengobatan 'kan harus ada indikasinya. Kalau normal, tidak perlu pengobatan. Jadi kalau tidak ada gejala apa pun, larutan antiseptik tidak perlu digunakan," tutur Junita.
Bila sudah menggunakan larutan antiseptik, tapi ternyata keluhan tidak juga hilang, Junita menyarankan segera memeriksakan diri ke laboratorium. Penyebabnya akan diketahui dan penanggulangan secara benar bisa cepat dilakukan. (lis)
Keputihan normal:
- Jernih
- Tidak berbau
- Tidak gatal
Keputihan tidak normal:
- PH menjadi lebih basah
- Warna kuning kehijauan seperti nanah
- Perubahan konsistensi seperti dari lendir menjadi lebih padat, bergumpal atau seperti kepala susu
- Bau mencolok/tercium seperti bau apek atau amis
- Rasa gatal
- Terasa nyeri saat buang air kecil
Pencegahan:
- Keringkan kulit daerah alat kelamin dengan handuk atau tisu bila berkeringat atau setelah buang air
- Agar tidak terjadi infeksi dari mikroorganisme yang berasal dari anus/dubur, dianjurkan cebok dari arah depan ke arah belakang
- Hindari pakaian dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat
- Bila berada di WC umum, jangan cebok dengan air tergenang (di bak). Pakailah air yang langsung dari keran. Karena dikhawatirkan air yang tergenang telah terkontaminasi jamur candida -- salah satu penyebab keputihan Kompas.com, 26/11/2000
Browse » Home »
Asuhan Keperawatan Maternitas
» Jangan Sembarang Gunakan Antiseptik
Sabtu, 10 Januari 2009
Jangan Sembarang Gunakan Antiseptik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
0 komentar to “Jangan Sembarang Gunakan Antiseptik”
Posting Komentar