ABSTRACT
Program Indonesia sehat 2010 bertujuan meningkatkan status kesehatan rakyat Indonesia. Program tersebut bertujuan untuk menggeser orientasi dan cara-cara kesehatan dari cara kuratif menjadi prefentif dan promotif. Hal ini akan dicapai dengan mensosialisasikan paradigma kesehatan baru dalam sistem kesehatan terdesentralisasikan, yang membantu menghasilkan perubahan - perubahan dimasa datang, seraya menjaga kesehatan keluarga dan masyarakat selama masa transisi yang penuh tantangan itu. Salah satu misi dari pembangunan kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang sehat dalam suatu bangsa yang sehat. ( Hidayat, 2004:77 ).
Seks bebas merupakan sebuah proses yang berlangsung secara terus – menerus sejak seorang bayi lahir sampai meninggal, sebuah proses yang memperlihatkan hubungan erat antara aspek fisik ( sistem reproduksi ) dengan aspek fsikis dan sosial yang muncul dalam bentuk perilaku, serta merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. ( Myles, dkk, 1993, http//www.yahoo.com ).
Mengamati berbagai gejala dimasyarakat yang sedang berkembang dan dengan mempertimbangkan faktor resiko biologik dan psikologik, tahapan yang paling rawan dari kelompok masyarakat adalah masa remaja. Masalah remaja hakikatnya bersumber pada perubahan organobiologik akibat pematangan organ-organ reproduksi yang sering terjadi tidak diketahui oleh remaja itu sendiri. Dan perubahan tersebut menimbulkan kebingungan pada diri remaja.
Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Menurut ( WHO, 1974:8 ) usia remaja merupakan periode rentang yang dibagi dalam usia remaja awal berlangsung kira-kira 10 - 14 tahun dan remaja akhir usia 15-20 tahun.
Hasil Baseline Survey Mitra Citra Remaja – PKBI Jabar ( 2000 ) dari responden 190 remaja SMU/K di kota Bandung ditemukan beberapa hal menarik :
1. hanya 15% remaja yang menganggap bahwa ciuman adalah perilaku seks beresiko ( lainnya mengatakan petting dan HUS ). Bahkan, 53,9% menyatakan bahwa remaja melakukan HUS. Sedangkan sisanya hanya sekitar 18,42% yang menyebutkan tidak setuju kalau ciuman boleh dilakukan oleh remaja.
2. alasan – alasan melakukan HUS sebelum menikah : upaya menyalurkan dorongan seks (57,89%), tanda ungkapan cinta (38,42%), kesenangan (35,79%), terpaksa atau dipaksa pacar (7,37%).
3. faktor – faktor yang mendukung terjadinya HUS, menurut mereka adalah : dorongan seks yang menggebu ( 63,38% ), rangsangan seks ( 52,63% ).
4. 80,5% hubungan seks dilakukan dalam hubungan pacaran.
Masa kesempurnaan remaja ( Adolescence proper ) dan merupakan puncak perkembangan emosi. Dalam tahap ini terjadi perubahan dari kecenderungan mementingkan diri sendiri kepada kecenderungan memperhatikan harga diri.gejala lain yang juga timbul dalam tahap ini adalah bangkitnya dorongan seks. ( Muss, 1968:23).
Masa remaja adalah masa yang penuh dengan gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan mereka kelak. Disaat remajalah, proses menjadi manusia dewasa berlangsug. Pengalaman manis, pahit, sedih, gembira, lucu, bahkan menyakitkan mungkin akan dialami dalam rangka mencari jati diri. Sayangnya banyak diantara mereka yang tidak sadar bahwa beberapa pengalaman yang tampaknya menyakitkan justru dapat menjerumuskan.
Rasa ingin tahu dari para remaja kadang-kadang kurang disertai pertimbangan rasional akan akibat lanjut dari suatu perbuatan. Daya tarik persahabatan antar kelompok, rasa ingin dianggap sebagai manusia dewasa, kaburnya nilai-nilai moral yang dianut, kurangnya kontrol dari pihak ynag lebih tua ( dalam hal ini orang tua ), berkembangnya naluri seks akibat matangnya alat-alat reproduksi sekunder, ditambah kurangnya informasi mengenai seks dari sekolah atau lembaga formal serta bertubi-tubinya berbagai informasi seks dari media masa yang tidak sesuai dengan norma yang dianut menyebabkan keputusan - keputusan yang diambil mengenai masalah seks begitu kompleks dan menimbulkan gesekan-gesekan dengan orang tua ataupun dengan lingkungan keluarganya. Perkawinan usia senja, perceraian, penyakit kelamin, penyalahgunaan obat, merupakan akibat buruk petualangan cinta dan seks yang salah disaat remaja. Tidak jarang masa depan mereka yang penuh harapan, hancur berantakan karena masalah cinta dan seks. ( Boyke, 1999 ).
Cinta dan seks merupakan salah satu problem terbesar dari remaja dimanapun di dunia ini. Kehamilan remaja, pengguguran kandungan, terputusnya sekolah. Selengkapnya ada di Karya Tulis Ilmiah dengan Judul:
"Gambaran Sikap siswa - siswi kelas 2 SMA Bandung terhadap perilaku seks bebas."
bisa anda pesan klik disini......
Comments :
0 komentar to “perilaku seks bebas”
Posting Komentar