Photobucket

Sabtu, 10 Januari 2009

Jangan Abaikan Infeksi Vagina

KEBERSIHAN di area vagina acap kali diabaikan kaum hawa. Padahal jika berlarut-larut, akan lebih rentan terinfeksi virus berbahaya.

Kurangnya informasi dan malu memeriksakan diri ke dokter merupakan dua masalah klasik yang membuat wanita mengabaikan ketidaknyamanan di area organ intim. Penelitian di Inggris menyebutkan, hampir 50 persen wanita mengalami ketidaknyamanan pada vagina dan hampir separuhnya mengabaikannya. Padahal, mereka menyadari adanya gangguan, seperti gatal, kotor, dan berbau.

Selain kurangnya pengetahuan tentang cara merawat organ intim yang benar, banyak wanita tidak mengetahui bagaimana mengidentifikasi, menangani, atau mencegah masalah organ intim secara tepat. Manakala pendidikan seks saat ini mulai mudah diakses, informasi terkait aspek kesehatan reproduksi belum banyak tersedia bagi wanita. Apalagi umumnya wanita masih merasa malu untuk meminta bantuan atau berdiskusi dengan ahli medis.

"Dari 50 persen wanita, hanya 8 persen yang menghubungi dokter untuk berkonsultasi perihal bacterial vaginosis (BV)," sebut ahli kebidanan dan kandungan dari Imperial College London dan Northwick Park Institute of Medical Research, Ronnie Lamont.

Dia memaparkan, BV merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan bakteri atau flora pada vagina, yang mana menjadi penyebab paling umum dari ketidaknyamanan di area vagina. Sayangnya, kaum wanita hingga saat ini masih kerap menyepelekan.
Tak jarang mereka melakukan diagnosis sendiri lalu menyimpulkan dan melakukan pengobatan sendiri pula. "Seharusnya wanita dan petugas kesehatan menaruh perhatian lebih pada kasus ini dan menganggap deteksi BV merupakan tes yang sama penting, seperti halnya papsmeardanpemeriksaan payudara," sebutnya.

Kurangnya pendidikan yang ditambah keengganan mencari bantuan medis membuat wanita terus terpuruk dengan ketidaknyamanan yang dirasakannya.Berdasarkan survei, hampir 40 persen wanita mengabaikan iritasi pada vagina dan tidak melakukan apa pun untuk mengatasinya. Ada pula yang mencoba mengobati sendiri, dan tak jarang mereka salah kaprah dalam mendiagnosis dan salah mengobati.

Seorang ibu rumah tangga, Jackie Davis, 38, misalnya, pernah mengalami infeksi vagina berulang kali selama beberapa tahun yang menye-babkannya merasaminderdan tidak bisa mengenakan pakaian (bawahan) yang dia sukai.

"Saya selalu merasa bahwa informasi tentang kesehatan vagina masih sangat kurang dan sulit mendiskusikannya dengan dokter atau apoteker. Karena itu, saya pun mengalami ketidaknyamanan di area vagina selama bertahun-tahun. Selama itu pula saya mencoba menghindari gejala dan mengobati sendiri," kata warga Inggris itu.

Sebagai organ vital dalam kelangsungan proses reproduksi, seharusnya wanita memperhatikan aspek kesehatan vagina. Jika tidak dijaga betul kebersihannya, area sensitif ini juga bisa menjadi pintu masuk banyak kuman berbahaya seperti HPV (human pappiloma virus) penyebab kutil kelamin dan kanker serviks, serta dan HIV (human immunodeficiency virus) penyebab AIDS.

Peneliti dari Universitas Karolina Utara di Chapel Hill melaporkan bahwa infeksi vagina yang umum mungkin membuat wanita lebih rentan terinfeksi HIV. Hal tersebut didasarkan pada lebih dari 23 penelitian ilmiah terhadap lebih dari 30.700 wanita di seluruh dunia yang menunjukkan wanita pengidap BV berisiko lebih tinggi terinfeksi HIV dibandingkan wanita lainnya.

"Mengingat infeksi BV dan HIV sama-sama menular lewat seksual, sulit mendeterminasi hubungan sebab- akibatnya, atau alasan mengapa wanita dengan BV cenderung lebih rentan terinfeksi HIV dibanding yang lainnya," kata ahli epidiologi dari Sekolah Kesehatan Umum Universitas Karolina Utara, Jennifer S Smith.

Selain menimbulkan ketidaknyamanan, penelitian menunjukkan bahwa BV dapat menyebabkan masalah pada kandungan. Antara lain kelahiran prematur, radang panggul, dan infeksi kelamin bagian atas.
(sindo//tty)




Comments :

0 komentar to “Jangan Abaikan Infeksi Vagina”